9:34 AM
0



Sebelumnya, saya beruntung dan bersyukur sekali. Saya merasa hidup di dunia dengan sekelilingku adalah orang orang yang luar biasa. Banyak sekali ilmu ilmu kehidupan yang aku dapatkan dari orang orang disekelilingku. Dari sekedar silaturahmi dan akhirnya membuat percakapan percakapan sederhana. Namun ada kecenderungan percakapan percakapan itu selalu membawa percakapan yang lebih mendalam tentang agama dan konsep ketuhanan.
Bagaimana tidak? Semua selalu terhubung dan selalu campur tangan dari yang Maha Wujud. Membahas masalah sederhana tentang bagaimana caranya seorang anak bersikap terhadap orang tuanya dan bagaimana caranya seorang orang tua bersikap terhadap anaknya.
Berawal dari sebuah crash dari seorang kakak yang mengubah haluan tentang konsep ibu dan orang tua.
"Rendahin egomu mbak, sebagaimanapun benar ucapan mbak tetapi sebagai anak harus selalu berkata lembut dan menahan ego dan hawa nafsu"

Sedemikianlah ucapan dari seorang adik yang sadar dengan sesadar sadarnya bahwa selam ini sangat begitu keliru dalam memandang orang tua, terutama seorang ibu.

Ah, rasanya aku telah berbuat durhaka terhadap ibu dan orang tua tanpa sadar, yaitu merasa benar dan menganggap orang tua salah. Padahal yang bermain kala itu adalah hawa nafsu yang sedang mempermainkan ego sehingga terlihat lebih indah jika mengunggulkan pendapat diri sendiri, dan menunjukkan bahwa orang tua salah, dan kaprah.

Menunjukkan emosi dan bahasa tubuh, rasa kepada orang tua yang menunjukkan kita lebih benar dari orang tua itu sudah cukup menyakiti perasaannya. Walau belum seucap patah kata apapun namun emosi, sikap, bahasa tubuh sudah tidak memuliakan orang tua, orang tua itu sudah merasakannya.

Iya benar, ilmu rasa itu sangat kental sekali,

Sebagai seorang anak seharusnya harus selalu membuat orang tua merasa lebih tinggi secara mental.
Contohny, dalam membahas apapun, mungkin berita TV, koran, berita online, atau apapun juga, sebagai anak harus selalu bersikap tenang dan kale, jangan sampai hawa nafsumu menjadi penghalang dari kemurnian nur Illahi di hati yang suci. Hati yang tenang pasti akan mendahulukan ego, mental dari orang tuanya, sehingga seolah orang tua menjadi pembicara yang sedang mendidik anaknya. emmmmmm... harus belajar cara memanagement ego diri sendiri.

Ah, beruntung aku akhirnya, mendapatkan pelajaran berharga bagaimana bersikap terhadap orang tua. Sungguh indah sekali keluarga. Semakin indah lagi mempunyai seorang bapak yang menjadi guru sejati dalam hidup dan seorang ibu yang luar biasa.

Ya Allah peliharalah kedua orang tuaku sebagaimana mereka memeliara aku waktu kecil.

0 komentar:

Post a Comment