2:30 AM
0
Seseorang dalam bertingkah laku dan berkehidupan pasti akan selalu berhubungan dengan orang lain. Kita akan bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain tersebut. Namun kita tidak boleh berusaha menyenangkan orang lain yang berada disekitar kita. Bahkan seorang bijak berkata,"Saya tidak mengetahui cara untuk mencapai keberhasilan, namun kegagalan disebebakan oleh karena berusaha untuk membuat orang lain senang".

Saya pribadi akan mengatakan bahwa saya sendiri mempunyai sifat ini, berusaha untuk membuat semua orang terdekat saya senang, jadi penurut, dan bahkan langsung menelan mentah-mentah nasihat yang diberikan orang terdekat saya. Bagaimanpun nasihat itu memang baik, dan bertujuan untuk membuat berkembang. Namun apa jadinya jika nasihat itu tidak pas dan kurang fit untuk pribadi sendiri. Ini menyebabkan transformasi diri sendiri yang suatu ketika saya melihat tayangan di TV tentang grup musik atas peluncuran lagunya yang menuai banyak kritikan. Namun dengan entengnya mereka menjawab, "Saya sudah sadar spenuhnya bahwa selera musik saya tidak akan pernah bisa menyenangkan hati semua orang". WOW!

Menjadi benar-benar 'ngeh' bahwa kebiasaan dan sifat ini tidak baik untuk diri sendiri. Tapi menga koq bisa-bisanya sifat ini tertananm di diri sendiri?




Saya juga akhirnya mulai 'ngeh' lagi bahwa pendapat orang yang lebih tua bahkan orang tua sendiri itu tidak selamanya benar. Kebiasaan-kebiasaan yang dibuat orang tua kita selama tumbuh dari kecil hingga dewasa akan masih tertinggal di diri. Ikut tumbuh menjadi watak dan karakter. Dan karakter ini ikut berperan besar terhadap pola pikir, tingkah laku dan kehidupan seseorang. Bahaya juga yaa.

Satu hal yang saya simpulkan dan sudah saya aplikasikan ialah, jangan sampai kita bertindak apapun untuk menyenangkan semua orang. Cukup hanya orang kita sayangi sepenuh jiwa (ortu, pasangan, dan keluarga). Jika kita bertindak agar membuat semua orang lain selain yang saya sebutkan menjadi senang, dipikirkan ulang, jangan sampai anda melakukannya karena akan menjadi blunder terbesar dalam hidup. Seperti kata teman saya bilang,"Kesalahan terbesar dalam hidupmu". wkwkwkwkwkwkwwk

Seseorang harus berani beragumen dan membela pendirian yang diyakininya namun tidak perlu berdebat kusit yang sia-sia. Itu tidak perlu untuk mengungkapkan perbedaan prinsip yang dimiliki orang lain, tidak perlu 'menyerang' prinsip orang lain. Namun jika prinsip kita diusik oleh orang lain, kita bertahan dengan berbicara yang anggun untuk mempertahankan prinsip kita dan bukan untuk menyerang balik. Seseorang yang berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang lain akan kehilangan jati dirinya percayalah, saya hampir mengalamainya karena seseorang itu memang banyak berjasa terhadap diri saya.

Kesimpulannya adalah jangan pernah berusaha untuk menyenangkan orang lain, tapi berusahalah untuk menyenangkan Tuhan. Allah SWT. Saya menjadi sadar bahwa apapun yang saya katakan, lakukan pasti ada orang-orang tertentu yang mendukung saya. Namun disisi lain ada pihat tertentu yang kurang sependapat, bahkan menentang dan menyerang saya. Lalu apa yang harus saya lakukan?

Ihdinas Siratal Mustaqim


Ya Allah tunjukkan kami kepada jalan yang benar.
Memohon petunjuk dan pertolongannya

Satu kata,"Anda tidak akan pernah tahu potensi terbaik diri anda jika anda berusaha menjadi yang diinginkan orang lain."


0 komentar:

Post a Comment